Bersamamu adalah hal
membahagiakan untukku. Rona pipiku memerah dan senyumku mengembang menjalani
hari denganmu. Walaupun tanpa terasa kamu sedang mengikis hatiku. Kau
mengambil bagian dari jiwaku sedikit demi sedikit.
Ketika aku menyadarinya, aku
memahami bahwa aku sudah terlambat. Sekarang aku sudah kehilanganmu. Aku tidak
merasakan saat perlahan kamu merenggangkan genggamanmu. Tiba-tiba kau sudah melepaskanku.
Dan aku hanya berpegang pada bayangan
semu.
Mereka bilang aku sedang
mengalami keterpurukan dalam pahitnya bercinta, yaitu patah hati. Tidakkah
mereka tahu bahwa aku sangat menyukai rasa pahit? Tapi mereka benar, pahit yang
ini sungguh menguasai perasaanku. Semua yang kualami menjadi terasa cenderung hambar.
Apakah rasanya ingin mati saja? Tentu tidak seberlebihan itu. Aku tidak
mempunyai alasan kuat untuk mengambil tindakan nista itu. Kau pergi dan aku
hanya bisa berdiam. Berdiam lama dan mengandaikan. Mengandaikan hal indah dan
menangis. Menangisi mengapa aku tidak mampu menahanmu dan membiarkanmu pergi
dengan membawa jiwaku yang engkau ambil. Aku tidak suka kepahitan bodoh seperti
ini.
Hal terburuk remuknya hati ini
adalah berjalan seakan kau tidak pernah dalam hidupku dan menerima kepergianmu.
Namun aku masih secara sadar merasakan hatiku mendebarkan kehadiranmu, mataku
seakan melihat parasmu, bibirku bergetar menggumamkan namamu, dan teriakan di
kepalaku yang masih sering memanggilmu untuk kembali kepadaku.
Mereka bilang aku pasti dapat
melalui semua ini dengan tidak lagi menengokmu ke belakang. Sungguh sulit
mencoba lagi dari awal. Seperti yang dikatakan seseorang kepadaku, sesuatu dimulai
berawal dari akhir dari peristiwa lainnya. Aku cuma perlu untuk berjuang
berdiri lagi dan yakin bahwa suatu saat akan ada orang lain yang memelukku
erat, menyatukan kembali kepingan hatiku yang berantakan.
Ah, aku tidak terlalu
berharap. Ya, karena aku masih mengharapkanmu.
Lelahku selalu mengharapkan kamu
ada untuk menjadi lelapnya. Aku yang pelupa ini harus selalu diingatkan oleh
irama jarum jam agar mengerti harus berhenti mencintaimu.
Untuk yang terakhir kalinya, aku
tidak memerlukan penjelasan atas kepergianmu dari hidupku.
Aku hanya menginginimu mengatakan bahwa
kamu masih mencintaiku.
Jika memang tidak maka berbohonglah padaku.
Berbohong juga akan menyakiti ;)
BalasHapus